Saturday, September 27, 2014

Banyak yang Tidak Tahu Manfaat Jenggot

Waspadalah Peredaran Daging Manusia?

Di stasiun tv sempat heboh beredarnya daging manusia yang dijual ke suatu warung makan. Awalnya tidak ada kecurigaan dari sang pemilik warung makan, namun karena daging yang ditawarkan si pelaku harganya sangat murah jauh dari harga daging normal. Akhirnya kasus itu terungkap. TAMAT

Sebenarnya bukan itu yang akan dibahas dalam artikel ini, tapi memang sepertinya kita tidak sadar sebenarnya kita juga pernah memakan daging manusia. Berburuk-sangka (curiga), mencari-cari kesalahan, dan menggunjingkan (nggosipin) orang lain ibarat memakan daging saudaranya yang sudah mati. Mungkin kita tidak sadar telah melakukannya. Ketemu temen ada aja obrolan tentang org lain, di sosmed lebih-lebih lagi yg katanya bebas berpendapat, semua bebas nulis, tapi sayangnya kebablasan. Dan parahnya lagi hampir setiap stasiun tv punya acara gosip. Tanpa sadar kita juga kecipratan dosa. Naudzubillah..

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berburuk-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari berburuk-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. ADAKAH SEORANG DIANTARA KAMU YANG SUKA MEMAKAN DAGING SAUDARANYA YANG SUDAH MATI? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (Al-Hujurat 12)

Trus aku kudu piye?

  1. Stop menggunjing, alihkan pembicaraan jika sudah mulai ga bener.
  2. Jangan asal nulis di media sosial, klo perlu di unfriend/unfollow sekalian tuh akun2 yg sering menggunjing.
  3. MAKAN TV-nya hahaha
Salam hangat dari saya, Selamat beraktivitas
Jogja Berhati Nyaman

Neraka Bisa Ngomong!

Friday, September 19, 2014

Tahukah kamu amalan apa yang lebih dicintai Allah dari Jihad Fisabilillah?

Kita semua tau, bahwa orang yang berjihad di jalan Allah akan mendapat ganjaran surga InsyaAllah. Tapi tentu saja jihad yang sesuai tuntunan Rasulullah SAW.. Bukan jihad seenak udelnya sendiri, waton bakar, waton rusuh, waton kisruh..

Tapi ternyata ada amalan yang lebih dicintai oleh Allah dari Jihad Fisabilillah. Berikut haditsnya:
dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah ?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun". (HR Bukhari)
Dari hadits di atas, ternyata dengan beramal shalih pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, amalan kita lebih dicintai Allah daripada berjihad kecuali orang yg berjihad yang dengan seluruh harta dan jiwanya kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun (meninggal).

Lalu amalan seperti apa yg sebaiknya kita lakukan?
  1. Melaksanakan Ibadah Haji Dan Umrah
  2. Berpuasa Selama Hari-Hari Tersebut, Atau Pada Sebagiannya, Terutama Pada Hari Arafah.
  3. Takbir Dan Dzikir Pada Hari-Hari Tersebut.
  4. Taubat Serta Meninggalkan Segala Maksiat Dan Dosa.
  5. Banyak Beramal Shalih. (shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur'an, amar ma'ruf nahi munkar dan lain sebagainya)
  6. Disyariatkan Pada Hari-Hari Itu Takbir Muthlaq
  7. Berkurban Pada Hari Raya Qurban Dan Hari-Hari Tasyriq.
  8. Dilarang Mencabut Atau Memotong Rambut Dan Kuku Bagi Orang Yang Hendak Berkurban.
  9. Melaksanakan Shalat Iedul Adha Dan Mendengarkan Khutbahnya.
  10. Selain Hal-Hal Yang Telah Disebutkan Diatas sebaiknya mengisi hari-hari ini dengan melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan.
Berdasarkan informasi dari BMKG, 1 Dzulhijjah 1435 jatuh pada tanggal 24 September 2014. Yuk mari kita tingkatkan amalan shalih kita sebanyak-banyaknya. Meskipun belum bisa melaksanakan ibadah haji tahun ini mari kita kejar amalan shalih yg lain. Semoga Allah semakin mencintai kita, InsyaAllah..

Source:
Artikel 
BMKG 

Sunday, September 7, 2014

Jadi Pengusaha Harus Punya Modal Ini: Syukur & Sabar


Friday, September 5, 2014

Ternyata Aku Bukan yang Tehebat!

20 Agustus 2014, waktu itu sekitar jam 9 malam aku mendapat BC (broadcast) di BBM dari @BloodForOthers yang isinya butuh darah A sebanyak 23 kantong untuk 4 atau 5 anak. Awalnya sih sedikit malas karena sudah masuk jam bobok :D hahaha ini bukan alay lhooo yaaa tapi memang Rosulullah SAW mengajarkan untuk tidur di awal waktu (setelah sholat isya) dan bangun di awal waktu (sepertiga malam terakhir). Tapi begadang itu boleh saja asal ada perlunya.. Begadang jangan begadang kalau tiada artinya.. *ini knp malah nyanyi lagunya bang Rhoma Irama ya? hahaha


Dengan sedikit aras-arasen (baca: malas) kubalas BC tadi menanyakan untuk kebutuhan donor kapan dan ternyata urgent untuk malam ini karena salah satu pasien ada anak balita yang kena kanker. Duh, rasanya kok engga tega kalau saya tunda sampai besok pagi. Karena dulu almarhumah mami saya juga kena kanker yang memang butuh darah kapan saja. Maklum kalau saya manggil ibu dengan panggilan "mami" karena memang saya anak mami bukan anak bapak karena bapak tidak hamil hehehe kuucapkan banyak terima kasih kepada orang-orang yang telah mendonorkan darahnya untuk mami saya. Semoga Allah membalas kebaikan untuk kalian semua.

Kubulatkan tekan untuk berangkat malam itu juga. Persiapan makan minum juga sudah 30 menit sebelumnya. Semalam juga tidur cukup engga begadang hehehe.. Berat badan > 45kg. Sebelum berangkat aku bantu BC ke temen-temen. Siapa tau ada yg mau ikut donor. Tak lupa update status:
"Kapan lagi bisa sedekah gratis? #yukDonor!"
Saya tunggu sampai jam10 malam ternyata tidak ada yang ikut donor, akhirnya saya putuskan untuk berangkat sendiri. Jalanan mulai sepi, merasa gagah bisa donor darah malem-malem, tp sayangnya udara saat itu agak dingin jd tetep aja kedinginan gak keliatan gagah hahaha

Memang sih pada saat itu saya merasa hebat karena dalam hati saya "ini lho SAYA donor darah malem-malem, kalian kemana aja? Hell-ooo" tapi kesombongan itu mulai meredup ketika sampai di PMI RS Sardjito. Saya kira bakalan sepi tidak ada yang donor. Tapi ternyata di sana antri kayak antri sembako busettt dahhh..

Setelah mengisi formulir, saya duduk di ruang antrian menunggu tes darah untuk dicek hemoglobin. Untuk bisa donor darah Hemoglobin minimal 12 maksimal 16-an kalau gak salah. Alhamdulillah malam itu hemoglobin saya 15-an. Saya menunggu 5 atau 6 antrian. Wah, bakalan pulang tengah malem nih. "Kalian enak-enak tidur, ini lho SAYA hebat donor tengah malem, kalian kemana aja?" hahaha sombongnya masih aja tetep keluar.

Sambil menunggu giliran, saya melihat 2 orang cowok cewek duduk di ruangan antrian. Keduanya ternyata tidak memiliki kaki kanan entah diamputasi atau memang bawaan lahir saya kurang tau, pikir saya "Ahh, paling nungguin temannya yang mau donor". Kesombongan saya benar-benar musnah setelah tau kedua orang itu dipanggil untuk memasuki ruang donor. Dan ternyata mereka berdua memang mendonorkan darah pada malam itu. "Astaghfirullah!!! kemana saja aku ini??? diberi badan sehat diberi badan komplit baru donor beberapa kali saja sudah sombong, kemana saja aku ini!!!!" T_T

Malam itu saya benar-benar merasa hina. Baru beberapa kali donor saja sombongnya gak ketulungan. Bagaimana dengan mereka yang berjalan dengan 1 kaki, masih berani bilang kalau SAYA hebat? sejak malam itu saya takut untuk sombong lagi. Allah mengingatkan saya dengan kejadian malam itu. Mengingatkan betapa hinanya diriku yang penuh kesombongan, Astaghfirullah. Semoga Allah mengampuni dosa-dosaku dan selalu memberikan petunjuk bagiku. Aamiin..

Pelajaran yang dapat diambil dari kejadian malam itu:
  1. Menolong orang lain itu tidak kenal waktu, bantulah mereka kapan saja karena suatu saat nanti kita juga membutuhkan bantuan orang lain ntah kapan waktunya.
  2. Sedekah itu tidak melulu dengan harta, tapi bisa juga dengan tenaga atau pikiran, donor darah juga termasuk sedekah. Ikhlas membantu orang lain yang kita sendiri tidak tahu siapa yang kita bantu, dan orang yang kita bantu tidak tau siapa yang membantunya. Ikhlas karena Allah.
  3. Di atas langit masih ada langit, jangan pernah sembong dan merasa paling hebat, karena setiap manusia diciptakan dengan sempurna dengan kelebihan masing-masing.
  4. Selalu bersyukur telah diberi tubuh yang sempurna dan gunakan tubuhmu dengan hal yang bermanfaat untuk menolong sesama.
  5. Setiap kejadian selalu ada hikmah di dalamnya, berdoalah kepada Allah agar selalu ditunjukkan jalan yang benar.
 -END-

FYI: Blood For Others (BFO) itu adalah sebuah organisasi non-profit yang memberikan informasi tentang kebutuhan darah di masyarakat. Setau saya BFO Jogja ini memprioritaskan kebutuhan darah untuk anak dan balita. Tempat donornya biasanya di RS Sardjito. Info lebih lanjut bisa hubungi twitter: @BFOJogja facebook: BFO Jogja atau hubungi 08882743539 PIN: 25D2817C.

Monday, September 1, 2014

Secuil Kisah 40 Km Bersepeda



Persiapan jam6.30, pompa ban, pemanasan.Niatnya sih mau ngajak tetangga tp akhirnya sendiri. Hanya dengan membawa uang 60rb dan sengaja tidak membawa HP saya berangkat dari Titik A dengan kecepatan sedang dan perjalanan dimulai. Dengan penuh semangat ku kayuh sepeda tetanggaku, maklum saya ga punya sepeda hahaha.. Jd ini ceritanya tentang perjalanan saya dengan sepeda pinjeman wkwkwk LOL :))

Note: Cerita ini akan panjang tanpa ada foto-foto. Namun saya coba menulis dengan mendeskripsikan dengan sejelas-jelasnya menggunakan gaya bahasa yang sedikit alay agar pembaca dapat merasakan apa yang saya alami pada saat itu. Selamat membaca :)

Awalnya tak ada niatan untuk sepedaan, cuma kok malamnya terlalu banyak kolesterol yang saya konsumsi. Teringat perkataan sang Ustad yg nyambi jd Dokter tentang cara ngakali makanan "enak" yg berkolesterol tinggi. Beliau menjelaskan bahwa makanan "enak" itu harus dibatasi jumlah konsumsinya, namun apabila terlanjur makan banyak maka carilah penangkalnya. Misal jika makan daging terlalu banyak maka kita bisa menangkalnya dengan sayur buncis. Namun ketika tidak ada buncis atau penangkal lain makan kita harus extra olahraga supaya kolesterol tadi tidak banyak ditimbun oleh tubuh. Makanan itu tidak cuma halal saja, namun juga harus Thoyib dan Barokah, begitu tambah sang Ustad yg nyambi jd Dokter.

Sebelumnya belum terpikirkan mau spedaan kemana. Intinya sih membakar kolesterol semalam hehehe Akhirnya saya putuskan untuk mencari rute yang bebas polusi - jalur selatan. Demi mencari jalanan yang bebas polusi saya bela-belain ngangkat sepeda menyebrangi ring road yang pembatasnya cukup tinggi. Pada Titik B saya mengangkat sepeda federal keluaran tahun 80-an. Tau sendiri kan sepeda jaman dulu body nya besi asli brooooo asliiiiiiii berat hahaha.. Tapi tak apalah daripada harus muter cari potongan jalan agak jauh mending ngangkat sepeda deh :D

Melewati Titik C adalah rumah Sensei Karate ku dulu waktu masih SD. Sensei itu panggilan untuk orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi atau bisa disebut juga Guru Karate. Lanjut menuju ke Selatan melewati Titik D di dekat SMA Banguntapan 2 tempat biasanya saya maen basket tiap Ahad sore. Tapi saat ini udah jarang basket lagi. Dulu sempat bikin kaos tim dengan nama "ENDMORE". Ntah itu filosofinya dari mana. Mungkin maksudnya adalah ketika sudah berakhirnya pertandingan "END" tapi rasanya masih pengen maen lagi "MORE" hahaha Ini hasil karangan saya saja.. Mungkin bisa saya tanyakan pada sesepuh tim lain waktu. Tim basket saya ini terbentuk dari kumpulan beberapa kampung yang memang tidak saling kenal.
"Olahraga itu cari sehat dan cari seneng, klo mau cari menang mending maen di club aja sono" mungkin itu slogan tim basket kami yang memang tidak peduli kalah atau menang yg penting happy hehehe

Ku kayuh sepeda tetanggaku tanpa henti, ketika melewati Titik E ada hal yang menarik perhatian saya. Sepanjang Titik E dan F ada beberapa penjual burung. Burung yang dijual beraneka macam. Sepertinya lain waktu saya perlu mengulanginya kembali ke sana karena saya yakin harganya jauh lebih murah dibanding di kota. Tidak hanya burung saja namun di situ juga ada pengrajin sangkar burung. Mungkin buat teman2 yg punya hobby perburungan bisa datang ke sini. Coba bandingkan harganya sapa tau bisa jadi ladang bisnis hehehe

Titik F merupakan awal dari "pendakian"  saya. Awalnya sih ga pengen cari rute menanjak, tapi banyak hal yang membuat saya kepencut untuk mencoba rute baru. Akhirnya saya beranikan diri untuk mencoba rute yang belum pernah saya lewati. Dan parahnya saya tidak membawa HP untuk mengecek location pada googlemaps. Kalo saya bawa HP kemudian tau rutenya jauh & menanjak, mungkin blog ini tidak jadi dibuat hahaha

Dan BENAR!! baru beberapa kilometer saja saya SEKARAT di Titik G. Rasanya benar2 mau muntah, mual, dan mau pingsan. Jantung berdetak tak hanya di sekitar dada saja namun sampai daun telinga pun ikut berdetak. Ini ciyusssss lohhhh. Detak jantungnya ga selow banget. Dada berasa dipukul, tapi dipukul dari dalam karena saking kerasnya detak jantung. Sampai dada terasa nyeri karena pukulan-detak-jantung (istilah baru nih). Akhirnya saya tergeletak di jalan seorang diri tanpa ada yang menemani *malah drama* hahaha berhubung ada juga yang belalu lalang di jalan akhirnya saya pindah tidur di atas buk - semacam pondasi untuk penyekat pada kali (baca: sungai kecil). Saya tidak menyangka rutenya bakal banyak tanjakan.

Sekitar 10-15 menit saya tiduran. Alhamdulillah ga jadi muntah ga jadi pingsan. Mikir-mikir juga mau pingsan sapa yg mau nolong, lha wong tiduran di buk aja cuma diliatin doank, mungkin dikiranya ada orang kota yang sedang menikmati indahnya suasana pedesaan kali ya jadi dicuekin aja hahaha Kemudian saya lanjutkan perjalanan meskipun jalanan menanjaknya Masya Allah. Tak kusangka ternyata ada juga sekolah di pelosok desa seperti ini. Titik H merupakan MI Ngliseng, MI itu singkatan Madrasah Ibtidaiah yang setara dengan SD dan Ngliseng adalah nama daerah tersebut. Saya kagum dengan pendiri sekolah itu, bagaimana bisa mendirikan sekolah padahal di pelosok desa. Kalau bukan karena semangat ingin mencerdaskan anak bangsa dengan ikhlas mana mungkin ada sekolah dibangun di situ. Four Thumbs buat pendirinya! Semoga para guru, dosen, ataupun pengajar yang lain juga memiliki semangat seperti itu. Karena ilmu yang bermanfaat itu termasuk amal jariyah -amalan yang tidak terputus ketika sudah meninggal- jadi jangalah kalian gunakan ilmu itu untuk ladang bisnis. Mengajarlah dengan ikhlas tanpa berharap banyak harta yang kalian dapat. Namun ingatlah selalu bahwa kebaikan akan dibalas dengan kebaikan. Allah tidak tidur lhooo.. daripada ngajar cuma pikirannya duit mending ngajar pikirannya bagaimana bisa mencerdaskan anak bangsa. Karena memiliki murid yang sukses itu lebih membanggakan daripada menjadi pengajar "sukses" yang bergelimang harta. Harta itu cuma titipan yang sewaktu-waktu dapat diambil Sang Pencipta. Jadi mulai sekarang berbuat baiklah kepeda sesama dengan Ikhlas, InsyaAllah kebaikan akan datang kepadamu. Memang seharusnya slogan "Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa" harus tetap dilestarikan. Karena guru yang baik selalu diingat kebaikannya sedangkan guru yg killer memang jg sama-sama diingat, tp mohon maaf klo yang diingat hanya keburukannya saja. Astaghfirullah..

Meniggalkan MI Ngliseng saya berpikiran bahwa jalan tidak menanjak lagi. Tapi tidak sodara-sodara sekalian!! TIDAK!!! Malah makin menanjak dan masih jauh. Motor aja naik pakai gigi 1 (baca: gear) bagaimana dengan saya??? Oh tidaaaaakkkkkkkkkk!!!!!! Mulai timbul dilema dalam diri saya. Apakah akan melanjutkan perjalanan menuju puncak atau menyerah dan kembali turun lagi? Seorang diri nuntun sepeda, tidak ada yang bisa dimintain pendapat, setelah saya berdiskusi dengan pemandangan di sekitar, dengan rumput yang bergoyang, dan beberapa burung yang berkicau, saya beranikan diri untuk lanjut terus menuju puncak. Meskipun harus terhenti 3-5 kali saya tetap berusaha dengan sisa tenaga sampai titik darah penghabisan *lebay* hahaha..

Sepanjang perjalan saya bertemu dengan warga sekitar, dan yang saya suka dari mereka adalah meskipun tidak saling kenal tapi tetap senyum dan menyapa saya. Saya teringat suatu hadits tentang "Senyum itu sedekah untuk saudaramu". Kalau kita cermati, sedekah itu tidak harus berupa harta benda, namun bisa dengan bantuan tenaga ataupun dengan pemikiran kita. Dan sedekah yang paling mudah adalah dengan senyum. 
 "Apa sih hebatnya senyum?"
Bahkan sampai ada hadits tentang senyum. Silahkan kalian searching di google. Sudah banyak penelitian profesor tentang senyum mulai dari menstimulus otak, meningkatkan kesehatan, hingga faktor menuju kesuksesan (sumber: Senyum). Namun saya tidak mau panjang lebar menjelaskan, yang saya rasakan pada saat warga senyum dan menyapa saya saat itu adalah saya merasa ada yang *pukpuk (baca: perhatian), menjadi merasa semangat kembali meskipun tenaga sudah habis. Setiap ada warga yang senyum dan menyapa, saya menjadi berpikiran positif bahwa di ujung jalan sana pasti ada puncak yang ntah berapa lama lagi bakalan sampai. Mulai kejadian itu saya suka senyum-senyum sendiri tapi bukan karena stres yaaa tapi memang karena merasakan manfaat senyum yang luar biasa. Yuk! mulai sekarang kita baiasakan 3S (Senyum Salam Sapa) jika bertemu dengan teman sodara atau siapapun yang belum kita kenal. Be Positive!


Tak beberapa lama akhirnya sampai juga di puncak!!! sepertinya saya tidak asing dengan jalanan yang ada di puncak tersebut. Ternyata memang benar, saya pernah ke daerah tersebut namun dengan mengendarai motor. Di sepanjang Titik I itu banyak hutan cemara biasanya untuk foto-foto pre-wedding atau foto buku tahunan karena memang tempatnya bagus.

Di titik tersebut timbul dilema lagi, karena menawarkan apakah mau lanjut terus melewati turunan Jalan Wonosari atau ke Barat turun lewat Pleret. Memang sih saya belum pernah mencoba turunan melewati Cinomati yang sungguh melegenda itu. Katanya di jalan itu pernah ada orang China yang meninggal karena melewati tikungan tersebut, sehingga mejadi legenda Cinomati. Mungkin lain waktu saja saya mencoba Cinomati dan saya putuskan untuk lanjut ke Titik J yang merupakan Koramil Pathuk. Mulai dari situ adalah kebahagiaan yang sangat mendalam buat saya. Bagi kalian yang pernah melewati Jalan Wonosari melewati Bukit Bintang tentunya kalian tau bagaimana jalanan daerah itu. Terlebih lagi ada Irung Petruk yang menjadi khas Jalan Wonosari-Pathuk.

Sepanjang jalan turunan saya tersenyum lebar. Tau kenapa? yang ditunggu-tunggu ketika sudah di puncak adalah menikmati hasilnya dengan jalan turunan yang WOW!!! yang paling membuat saya bangga adalah pada Titik K saya nyalip mobil, dan tidak tanggung-tanggung saya nyalip lewat kanan. Ntah berapa kecepatan sepeda pada waktu itu tentunya membuat saya tidak bisa berhenti tersenyum sepanjang jalan. PUASSSS!!!!!!!!! terbayarkan sudah usaha saya menempuh jalan menanjak hingga mau muntah dan pingsan hahaha..
Pelajaran yang dapat kita ambil dari perjalanan saya adalah jangan cepat PUAS ketika anda sedang mencoba sesuatu yang baru. Teruslah berusaha sampai menuju puncak kesuksesan. Ketika sudah di puncak pun masih ada dilema apakah akan CEPAT PUAS menikmati hasil ataukah mau mencari puncak yang benar-benar membuat anda BAHAGIA. Namun perlu diingat jalan di puncak pun tak semulus yang kita bayangkan, masih ada tanjakan yang kita lalui. Dan akhir perjalanan anda adalah menikmati kesuksesan dengan hasil jerih payah anda sendiri dan tentunya itu lebih PUAS!!!
Ketika perjalanan pulang teringat akan sahabat saya Diesta yang rumahnya di sekitar Jalan Wonosari pada Titik L. Tanpa memberi kabar saya langsung cusss ke rumah Diesta. Alhamdulillah ternyata Diesta ada di rumah dan tidak berpergian. Banyak hidangan yang disajikan kepada saya. Sungguh nikmat meminum secangkir wedhang secang saat itu. Badan terasa segar bugar lagi. Tak lupa camilan dan buah menemani wedhang secangku. Semoga Allah memberikan balasan rizki yang melimpah kepadamu dan keluargamu karena telah memuliakan tamu ketika berkunjung seperti yang dituntunkan oleh Rosulullah SAW Aamiin..

Waktu telah menunjukkan pukul 10.00, matahari mulai naik dan kuputuskan untuk pulang. Perjalanan pulang dengan santai ditemani asap kendaraan bermotor dan panasnya terik matahari seakan-akan membuat badan semakin lelah. Tapi efek wedang secang sepertinya tetap membuat saya semangat lagi. Melewati jalan utama itu memang tidak nyaman untuk pengendara sepeda maka saya putuskan untuk tidak melewati ring road. Saya memilih untuk melewati jalan kampung yang sedikit polusi pada Titik M. Finally, touch down sampe rumah jam 11 kurang, sedikit lama karena mampir beli kelapa muda dulu hehehe

Akhir perjalanan ini saya tutup dengan kelapa muda ditambah dengan susu kental manis. Yummy!

Terima Kasih telah menyempatkan waktu untuk membaca blog saya. Semoga bermanfaat :)


Rute 31 Agustus 2014

  • Jarak Tempuh +/- 40 Km
  • Waktu Tempuh +/- 3 Jam
  • Biaya Rp10.000,- (Kelapa Muda)