Wednesday, October 10, 2012

Kekayaan dan Kesuksesan Sesungguhnya

PROLOGUE
Mohawk
Pada hari Ahad yang cerah saya mengikuti pengajian di Masjid luar komplek tempat saya tinggal. Judul pengajian tersebut  
"Wirusaha? Sapa takut!!" 
karena saya sedang mencari seminar dan pengajian yang membahas tentang bisnis islami dengan penuh semangat saya mendatangi pengajian tersebut.

Lokasinya tidak begitu jauh, ya sekitar 400an meter dari rumah jadi saya putuskan untuk berjalan kaki saja, mumpung masih pagi sekalian bisa menikmati udara segar. Dalam perjalanan saya bertemu dengan banyak tetangga yang belalu lalang di jalan utama komplek saya. Saya yang biasanya pasang muka datar :| sekarang harus pasang muka ramah :D maklumlah pencitraan hahaha..

Sesampainya di Masjid, ternyata pengajian belum dimulai, padahal saya memperkirakan bakal terlambat karena harus benerin rambut dulu biar keren #MohawkStyle *Hahaha.. Baru beberapa orang saja yang sudah datang waktu itu. Tak lama kemudian pengajian dimulai dengan tilawah salah seorang panitia.



MATERI 1
"Apa itu Kekayaan?" Ustad bertanya pada beberapa jamaah dan jawabannya hampir sama tidak jauh dengan kata "harta". Kemudian sang ustad menjelaskan bahwa ukuran kaya itu bukan dari harta melainkan dari besarnya persentase resources yang kita keluarkan untuk Fisabilillah (berjuang di jalan Allah. ex: infaq sodaqoh dan amal lainnya) Sang Ustad memberikan penjelasan lebih lanjut seperti ini:
Mr. A berpenghasilan 500juta / bulan dan infaq 5juta perbulannya.
Mr. B berpenghasilan 500rb / bulan dan infaq 50rb perbulannya.
Mana yang lebih kaya? Mr. A dengan infaq 5juta perbulan atau Mr. B infaq 50rb perbulan?
jika kita lihat dari persetansenya Mr. A infaq 1% dari pengahsilannya sedangkan Mr. B infaq 10%. Jadi kesimpulannya Mr. B lah yg lebih kaya dibanding Mr. A.

 


Dalam hati saya, andai saya punya penghasilan 500juta/bulan maka saya akan infaq 490juta/bulan dengan asumsi kebutuhan hidup saya selama 1 bulan Insya Allah cukup 10juta saja. Jadi jika kita hitung presentasinya maka hasilnya 98%. Subhanallah.. *Berdoa: Aamiin semoga terwujud.

Kesimpulan pembahasan pertama ini adalah jangan berkecil hati apabila Anda tidak punya banyak harta karena Allah menilainya dari seberapa besar Anda mau berkorban di jalan Allah bukan dari jumlah harta yang Anda miliki.

 
Kesimpulan saya sih tidak jauh dari pendapat pakdhe saya Bill Gates hahaha..
"If you’re born poor, it’s not your Mistake. But if you die poor, it’s your mistake."
Tetap optimis menyambut rejeki dari Allah dan selalu berjuang di jalan Allah.
No Pain No Gain, More Gain More Sodaqoh



MATERI 2
Next Question: "Apa itu Kesuksesan?" Kalau sekarang jawabannya makin ga karuan karena definisi kesuksesan itu luas. Ustadpun mejelaskan kepada kami secara garis besar bahwa kesuksesan itu tercapainya tujuan kita. Apakah hanya itu? tujuan mana yg bisa disebut sukses? Beliau mengambil contoh Mr.A dan Mr.B lagi.
Mr.A kaya raya ujung-ujunganya kemana? >> Mati
Mr B hidup cukup ujung-ujunganya kemana? >> Mati
Baik Mr.A dan Mr.B kelak pasti akan mati. Jadi mana yg bisa dibilang sukses?
Orang sukses adalah orang yang mempersiapkan bekal untuk matinya kelak.
Apa bekal untuk mati? kembali lagi pada Fisabilillah.

Gapailah cita-cita setinggi langit.
X "Berarti bercita-citalah menjadi pilot."

Y "Loh kok bisa? yg paling tinggi ya astronot donk!"
X "Sorry mas bro, klo astronot udah bukan langit tapi udah luar angkasa."
Y "hahaha.." *Ngawur

Kesimpulan: untuk apa sukses hidup di dunia tanpa membawa bekal untuk mati.
"Dunia adalah bekalku, Surga adalah tujuanku"

EPILOGUE

Akhir cerita, saya masih penasaran kenapa judul pengajiannya "Wirausaha? Siapa takut." tetapi pembahasannya seputar Kekayaan dan Kesuksesan. Ternyata di penghujung acara ada pelatihan simulasi memciptakan bisnis kecil-kecilan. Kemudian pengajian akan dilanjutkan pertemuan berikutnya. Hahaha.. disambung2in dikit boleh lah. Ambil sisi positifnya aja :D Keep Sharing

No comments:

Post a Comment