Saturday, July 14, 2012

Rokok Dilihat dari Sudut Pandang Ekonomi


Siapkah Anda mati dengan Nikotin di Paru-paru?

Sudah berapa banyak rokok yang masuk ke paru-paru Anda?
Memang susah menasehati teman, saudara, tetangga, bahkan keluarga untuk tidak merokok.
Saya akan membahas rokok tidak dari sisi kesehatan, karena  
"Perokok Tidak Takut Mati", hahaha..
Oleh karena itu mari kita lihat dari sudut pandang yang berbeda. berhubung saya kuliah di fakultas ekonomi ada baiknya saya sangkut pautkan rokok dari sisi ekonomi. Ada beberapa elemen yang terlibat dalam produksi rokok ini.


  1. Sisi Konsumen, katakan saja Anda 1 hari merokok 1 bungkus. Harga 1 bungkus rokok kisaran 5rb sampai 20rb. Kita patok saja 1 bungkus rokok 10rb.
    • 1 Hari = 10rb
    • 1 Bulan = 30 Hari x 10Rb = 300Rb
    • 1 Tahun = 12 Bulan x 30 Hari x 10Rb = 3,6Juta
    • 20 Tahun = 20 Tahun x 12 Bulan x 30 Hari x 10Rb = 72Juta
    •  Tahukah Anda harga Rumah Tipe 36 berkisar 65Juta. Jadi jika Anda tidak merokok selama 20tahun Anda bisa punyai rumah sendiri. Wow Amazing!!
  2. Sisi Produsen. Disini produsen bisa dibagi menjadi petani dan perusahaan:

    • Petani. Kita asumsikan petani menanam tembakau di daerah pegunungan. Sebenarnya daerah pegunungan juga baik untuk tanaman sayur dan buah. Selama ini kita malah mengimpor sayur dan buah dari luar negeri, dengan alasan kualitas bagus dan harga murah. Bagaimana mungkin Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau, gunung berapi, dan berada di daerah katulistiwa tidak bisa menghasilkan sayuran dan buah lebih murah dan berkualitas dibanding luar negeri? ini PR buat Sarajana Pertanian serta KPK untuk memberantas aksi tangan jahil para "pemain" di pertanian.
    • Perusahaan. Tahukan kalian kenapa iklan rokok di tv bisa sering muncul dan berdurasi lama? Itu karena keuntungan perusahaan rokok sudah kebangetan. Siapa yang menerima keuntungan? tentu saja perusahaan itu sendiri dan media promosi. Memang program CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan rokok juga banyak tapi saya yakin uang yang keluar untuk iklan di tivi lebih besar dibanding biaya untuk CSR. Coba uang iklan di tivi itu bisa digunakan untuk penelitian para Sarjana Pertanian untuk menemukan bagaimana cara menghasilkan buah dan sayuran yang berkualitas dan murah seihingga bisa diekspor ke luar negeri.
  3. Sisi Karyawan perusahaan rokok. Ada yang berdalil kalau merokok itu memberi nafkah pada para petani dan karyawan perusahaan rokok. Itu memang benar, tapi uang Anda lebih banyak masuk ke kantong perusahaan, media promosi, dan kantor pajak. Sedangkan bagian untuk petani dan karyawan hanya sejumlah kecil. Masih mau berdalil lagi? 
  4. Pemerintah. Selama ini pemerintah hanya meningkatkan pajak rokok. Apakah perusahaan dirugikan? TIDAK, pajak rokok itu dibebankan pada harga jual sehingga konsumenlah yang harus membayar lebih mahal karena kenaikan pajak rokok tersebut. Menurut saya pajak itu bukan pendapatan riil. Mana ada orang tua meminta uang kepada anaknya untuk membelikan mainan? Berbeda dengan expor-impor. Pemerintah mendapat keuntungan dari expor sayur dan buah. Itulah ciri-ciri orang tua yang mencari nafkah untuk anaknya bukan malah minta-minta pada anaknya.


Panjang kalau mau mengupas mengenai rokok. Harusnya jangan cuma ada acara Lawyers Club tapi kalau bisa Farmer's Club untuk membahas negeri yang subur ini tapi masih impor sayur dan buah. Mari bersama-sama membenahi diri kita masing-masing agar Indonesia bisa berubah.
Salam Pemuda!!!

1 comment: